FILM "Innocence of Muslims" menghentakan dunia. Begitu film itu beredar di Youtube, langsung menuai kontroversi.
Film berdurasi 13 menit 50 detik itu dinilai umat Muslim menghina Nabi
Muhammad. Sebab, dalam film itu Nabi Muhammad diceritakan jauh dari
sosok kenabian yang sangat mulia baik perilaku maupun akhlaknya.
Sang sutradara pada awalnya mengaku bernama Sam Bacile, namun setelah
diselidiki dia adalah Nakoula Basseley dan telah menyerahkan diri ke
polisi federal Amerika Serikat.
<!--more-->
Dia adalah Nakoula merupakan pria berusia 55 tahun berkewarganegaraan
Amerika Serikat, keturunan Mesir. Dia menganut agama Kristen Koptik.
Secara terang-terangan dia sangat membenci Islam. Bahkan, dia
menganalogikan agama Islam bak sebuah penyakit kanker dalam peradaban.
Nakoula, kerap bermasalah dengan hukum sejak 1997.
Entah motif apa yang melatarbelakagi Nakoula membuat film tersebut,
namun yang jelas telah berimbas sangat luas. Telah terjadi gelombang
aksi unjuk rasa di seluruh dunia khususnya di negara yang mayoritas
menganut agama Islam, termasuk di Indonesia. Solidaritas pun juga
ditunjukan melalui gerakan mengubah profil picture pada smart phone
menjadi tulisan "I Protest! Againts Disrespect of Our Beloved Prophet".
Setidaknya tercatat 17 orang tewas sejak unjuk rasa pertama kali
berlangsung pada pekan lalu. Bahkan, Duta Besar Libya Christopher
Stevens dan tiga pejabat Amerika Serikat di Libya tewas diserang
pengunjuk rasa.
Jika diperhatikan, sebenarnya ini bukan pertama kalinya Nabi Muhammad
dijadikan komoditas kelompok tertentu untuk dijadikan bahan olokan.
Sebelumnya juga pernah dimunculkan dalam sebuah kartun "Southpark" yang
menghina Nabi Muhammad. Pelakunya adalah Comedy Central pemegang hak
siar dari serial kartun tersebut.
Bukan tidak mungkin, oknum yang sengaja melakukan ini justru memiliki
tujuan tertentu. Bisa jadi mengadu domba, atau sengaja memancing emosi
sehingga tercipta citra negatif.
Apapun motifnya,
membahas penghinaan agama tidak akan ada habisnya. Sebab, agama
merupakan sebuah kepercayaan yang bersifat abstrak. Dapat dipastikan
seluruh umat dari berbagai agama tidak menginginkan agama atau nabinya
dihina. Sejatinya, film tersebut memang perlu dikritisi. Tetapi, perlu
ditanggapi dengan hati yang lapang. Dan bukan disikapi dengan radikal
yang berujung pada hilangnya sejumlah nyawa.
Kini yang perlu disoroti adalah inti permasalahan yang sesungguhnya.
Proses hukum harus segera dilakukan, serta adanya hukuman yang bisa
memberikan efek jera. Sebab, kasus tersebut kini menjadi sorotan dunia
dan akan dijadikan tolak ukur. Jika tidak, bukan tidak mungkin akan ada
episode baru penghinaan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar