Selasa, 18 September 2012

Kontroversi Film "Innocence of Muslims"

FILM "Innocence of Muslims" menghentakan dunia. Begitu film itu beredar di Youtube, langsung menuai kontroversi.

Film berdurasi 13 menit 50 detik itu dinilai umat Muslim menghina Nabi Muhammad. Sebab, dalam film itu Nabi Muhammad diceritakan jauh dari sosok kenabian yang sangat mulia baik perilaku maupun akhlaknya.



Sang sutradara pada awalnya mengaku bernama Sam Bacile, namun setelah diselidiki dia adalah Nakoula Basseley dan telah menyerahkan diri ke polisi federal Amerika Serikat.





<!--more-->


Dia adalah Nakoula merupakan pria berusia 55 tahun berkewarganegaraan Amerika Serikat, keturunan Mesir. Dia menganut agama Kristen Koptik. Secara terang-terangan dia sangat membenci Islam. Bahkan, dia menganalogikan agama Islam bak sebuah penyakit kanker dalam peradaban. Nakoula, kerap bermasalah dengan hukum sejak 1997.


Entah motif apa yang melatarbelakagi Nakoula membuat film tersebut, namun yang jelas telah berimbas sangat luas. Telah terjadi gelombang aksi unjuk rasa di seluruh dunia khususnya di negara yang mayoritas menganut agama Islam, termasuk di Indonesia. Solidaritas pun juga ditunjukan melalui gerakan mengubah profil picture pada smart phone menjadi tulisan "I Protest! Againts Disrespect of Our Beloved Prophet".

Setidaknya tercatat 17 orang tewas sejak unjuk rasa pertama kali berlangsung pada pekan lalu. Bahkan, Duta Besar Libya Christopher Stevens dan tiga pejabat Amerika Serikat di Libya tewas diserang pengunjuk rasa.

Jika diperhatikan, sebenarnya ini bukan pertama kalinya Nabi Muhammad dijadikan komoditas kelompok tertentu untuk dijadikan bahan olokan. Sebelumnya juga pernah dimunculkan dalam sebuah kartun "Southpark" yang menghina Nabi Muhammad. Pelakunya adalah Comedy Central pemegang hak siar dari serial kartun tersebut.

Bukan tidak mungkin, oknum yang sengaja melakukan ini justru memiliki tujuan tertentu. Bisa jadi mengadu domba, atau sengaja memancing emosi sehingga tercipta citra negatif.

Apapun motifnya, membahas penghinaan agama tidak akan ada habisnya. Sebab, agama merupakan sebuah kepercayaan yang bersifat abstrak. Dapat dipastikan seluruh umat dari berbagai agama tidak menginginkan agama atau nabinya dihina. Sejatinya, film tersebut memang perlu dikritisi. Tetapi, perlu ditanggapi dengan hati yang lapang. Dan bukan disikapi dengan radikal yang berujung pada hilangnya sejumlah nyawa.

Kini yang perlu disoroti adalah inti permasalahan yang sesungguhnya. Proses hukum harus segera dilakukan, serta adanya hukuman yang bisa memberikan efek jera. Sebab, kasus tersebut kini menjadi sorotan dunia dan akan dijadikan tolak ukur. Jika tidak, bukan tidak mungkin akan ada episode baru penghinaan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar